suka catatan pinggir minggu ini
aku sedang tidak bicara soal fayadh
ikut prihatin tentang penyair satu ini
yang ingin ku bagikan disini
adalah bagian tulisan di kolom kedua
catatan pinggir Goenawan Mohamad
diawali kisah anekdot Picasso
yang mungkin hendak menunjukkan kekejaman Nazi di satu mural,
tapi mungkin hendak menunjukkan bahwa begitu
(opsir) membuat tafsir atas karya itu
ia pun mengadopsi maknanya-apapun makna itu,
perupa nya tidak ikut lagi
lanjut alinea berikutnya
"....terbiasa membuat asumsi bahwa kata-kata
berjalan lurus dari otak ke kertas cetak, dan
bahwa makna selalu transparan dan gampang
disepakati secara serentak, bahwa kata tetap seperti semula
padahal telah disentuh pelbagai emosi dan analisis"
cuma ingin saja menulis disini
apapun yang ditulis oleh seorang penulis
dan sudah dipublikasikan
maka makna tulisan itu
bukan lagi milik penulis seutuhnya
tapi juga milik siapapun yang membaca
maknanya bisa jadi sama
bahkan lebih sering berbeda
asal tidak bernasib seperti fayadh