Sabtu, 12 Oktober 2013

ini gambarannya....



DARI CATATAN SEORANG DEMONSTRAN
 

Inilah peperangan
Tanpa jenderal, tanpa senapan
Pada hari-hari yang mendung
Bahkan tanpa harapan
Di sinilah keberanian diuji
Kebenaran dicoba dihancurkan
Pada hari-hari berkabung
Di depan menghadang ribuan lawan

Taufik Ismail - 1966


JALAN SEGARA

Di sinilah penembakan
Kepengecutan
Dilakukan

Ketika pawai bergerak
Dalam panas matahari

Dan pelor pembayar pajak
Negeri ini

Ditembuskan ke pungung
Anak-anaknya sendiri

Taufik Ismail - 1966


Puisi itu aku suka.
Sebuah gambaran perjuangan sebagai "setitik debu" - begitu kusebut diriku.
Saat ketakutan harus dihadapkan pada kebenaran.
Saat kebenaran di balikkan dalam cadar kemunafikan.

Bukan tanpa alasan, tulisan itu membuatku terbakar. Untuk terus tanpa menyerah, menunjukkan sebuah sikap yang konsisten dan penuh risiko.
Kini era 2000an, namun Taufik Ismail di tahun 1966, telah mencambuk semangatku untuk tidak takut mempertahankan sikap saat ini.

Tetap berkarya dimanapun dan sampai kapanpun. 
Walaupun mesiu terus di berondongkan ke kepalaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar