Senin, 21 Oktober 2013

ini tentang istri

Setahun kemarin saat tak sengaja aku nonton tv, acara Prie GS yang menampilkan sosok Darmanto Jatman, yang saat itu sedang dalam keadaan sakit (semoga diberikan kekuatan selalu..), aku tergelitik dengan salah satu puisi beliau yang dibacakan oleh Ibu Darmanto, yang judulnya Istri.

Mungkin kondisi para istri jaman sekarang tidak sama dengan apa yang digambarkan oleh Darmanto Jatman. Tapi paling tidak, disinilah Darmanto sebagai laki-laki-suami menggambarkan seorang perempuan-istri yang luar biasa karena mampu melakukan banyak hal tanpa mengeluh. 
Dan beliau memang sangat menghormati dan mencintai istrinya, bukan hanya di puisi.

Rasanya puisi ini memberikan senyawa lain untukku saat ini, Istri-mu.

Ku share saja puisi itu di sini.

ISTRI

Istri mesti digemateni
Ia sumber berkah dan rezeki
(Towikromo, Tambran, Pundong, Bantul)

Istri sangat penting untuk ngurus kita
Menyapu pekarangan
Memasak di dapur
Mencuci di sumur
Mengirim rantang ke sawah
dan ngerokin kita kalau kita masuk angin
Ya, Istri sangat penting untuk kita

Ia sisihan kita
kalau kita pergi kondangan
Ia tetimbangan kita
kalau kita mau jual palawija
Ia teman belakang kita
kalau kita lapar dan mau makan
Ia sigaraning nyawa kita
kalau kita...
Ia sakit kita!

Ah, lihatlah. Ia menjadi sama penting dengan
kerbau, luku, sawah, dan pohon kelapa
Ia kita cangkul di malam hari dan tak pernah ngeluh walaupun capek
Ia selalu rapih menyimpan benih yang kita tanamkan dengan rasa syukur, tahu rasa
terima kasih dan meninggikan harkat kita sebagai lelaki
Ia selalu memelihara ayam, itik, kambing, atau jagung

Ah. Ya. Istri sangat penting bagi kita justru ketika
kita mulai melupakannya
Seperti lidah ia di mulut kita
tak terasa
Seperti jantung ia di dada kita
tak teraba
Ya. Ya. Istri sangat penting bagi kita justru ketika
kita mulai melupakannya

Jadi waspadalah!
Tetep, madep, Manteb
Gemati, nastiti, ngati-ati
Supaya kita mandiri - perkasa dan pintar ngatur hidup
Tak tergantung tengkulak, pak dukuh, bekel atau lurah

Seperti Subadra bagi Arjuna
Makin jelita ia di antara maru-marunya
Seperti Arimbi bagi Bima
Jadilah ia jelita ketika melahirkan jabang Tetuka
Seperti Sawitri bagi Setyawan
Ia memelihara nyawa kita dari malapetaka

Ah. Ah. Ah.
Alangka pentingnya istri ketika kita mulai
melupakannya

Hormatilah istrimu
Seperti kau menghormati Dewi Sri
Sumber hidupmu
Makanlah
Karena memang demikianlah suratannya!

(Darmanto Jatman)

*kupetik dari blog dysaktisakti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar