Senin, 14 April 2014

kupu-kupu, lilin, dan bintang

Aku kupu-kupu.
Tubuhku tak sebesar burung garuda.
Akupun tak akan bisa terbang setinggi burung elang.
Apabila satu sayapku dipatahkan, maka aku akan mati dengan mudah.
Tapi, aku kupu-kupu.
Yang punya sayap penuh dengan warna.
Yang inginnya selalu membawakan keceriaan dan kebahagiaan,
pada siapa saja yang ada di sekelilingnya.
Bahkan pada siapa pun yang tak sudi memperhatikan.

Aku lilin.
Cahayaku tak akan pernah terang, seterang cahaya lampu itu.
Bahkan, sekali tiup pun pada dian ku yang menyala,
sekejap aku akan mati.
Tapi, aku lilin.
Yang selalu akan ada pada saat datangnya kegelapan.
Yang akan bertahan untuk memberikan terang pada siapapun yang membutuhkan.
Sekalipun dia sangat tidak menyukai panasku.
Tapi dia yang membenci kegelapan.

Aku bintang.
Aku terbentang sangat jauh dari bumi.
Kecil dan kadang pun tak terlihat, 
manakala awan mendung bergelayut di atas langit.
Sinarku pun tak seterang rembulan saat purnama.
Tapi, aku bintang.
Aku akan terus ada di  atas langit luas itu.
Aku tak akan pernah hilang, 
senantiasa mencoba memberikan kerlap kerlipku pada gelapnya langit.
Tak setiap mata ingin memandangku.
Aku tak peduli, karena aku akan terus ada bagi siapapun
yang menginginkan kebahagiaan bersama kerlap kerlipku.

Aku kupu-kupu, lilin, dan bintang.
Aku akan selalu ada untukmu.
Saat sekalipun aku patah sayapku, atau redup dianku, 
bahkan tertutup tirai awan mendung langitmu.
Karena inilah takdirku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar